UMRAH 2011 (11 HARI 9 MALAM)
Alhamdullilah dengan rahmatNya telah menjejaki kaki ke Bumi Ambiya dengan rasa syukur dengan mengikuti pakej TM Tour & Travel Sdn Bhd. Penerbangan ke Jeddah dari KLIA melalui Jakarta mengambil masa lebih 9 jam.
Pelbagai pengalaman yang diperolehi dan yang ada di depan mata akan dijadikan peringatan dan panduan untuk hari-hari yang mendatang.
Setibanya di Jeddah, Jemaah menaiki bas menuju ke Madinah. Aturcara bebas untuk para jemaah mengisi masa lapang dengan memperbanyakkan ibadat di Masjid Nabawi.
Jemaah berkumpul di lobi hotel. Mutawif bersama jemaah melakukan ziarah sekitar kota Madinah seperti perkuburan Baqi, Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Jabal Uhud dan akhir sekali di ladang tamar dan pasar tamar untuk membeli-belah.
Selepas ziarah selamat tinggal, jemaah check out dan menuju ke Bir Ali untuk berniat umrah dan seterusnya ke Makkah untuk melakukan umrah bersama Mutawif.
MADINAH
Dikongsikan bersama ....................
(dipetik dari Kumpulan Hadis Bukhari Muslim)
Kitab Keutamaan-Keutamaan Kota Madinah
Bab 1: Kesucian Kota Madinah
901. Anas r.a. mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, "Madinah itu haram (tanah suci) dari ini sampai ini, tidak boleh dipotong (ditebang) pohonnya, dan tidak boleh dilakukan bid'ah di dalamnya. Barangsiapa yang membuat bid'ah (atau melindungi orang yang berbuat bid'ah) di dalamnya, maka ia terkena laknat Allah, malaikat, dan manusia seluruhnya."
902. Abu Hurairah r.a. berkata, "Seandainya saya melihat biawak memakan rumput di Madinah, niscaya saya tidak akan menghardiknya." Nabi saw. bersabda, "Apa yang ada di antara dua batu hitam (tanda pembatas) Madinah itu diharamkan lewat lisanku." (Dalam satu riwayat: "Apa yang ada di antara dua batu hitam Madinah adalah haram.") Abu Hurairah berkata, "Nabi mendatangi bani Haritsah, lalu beliau bersabda, "Saya kira kalian wahai bani Haritsah, telah keluar dari Tanah Haram." Kemudian beliau berpaling dan bersabda, "Namun, kalian masih ada di Tanah Haram."
Bab 2: Keutamaan Madinah dan Bahwa Madinah Itu Melenyapkan Manusia yang Buruk-Buruk
903. Abu Hurairah r.a. berkata, "Rasulullah bersabda, 'Saya diperintahkan pergi ke suatu desa yang memakan desa-desa yang lain, mereka menyebutnya Yatsrib. Yaitu, Madinah, yang meniadakan manusia (yang buruk) sebagaimana ubupan (embusan tukang besi) meniadakan kotoran besi."
Bab 3: Madinah Itu Dapat Disebut Thabah
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya sebagian dari hadits Abu Humaid as-Sa'idi yang tertera pada nomor 726 di muka.")
Bab 4: Dua Buah Batu Pembatas Kota Madinah
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Abu Hurairah yang baru disebutkan pada bab pertama di atas.")
Bab 5: Orang Yang Membenci Madinah
904. Abu Hurairah r.a. berkata, "Saya mendengar Rasulullah bersabda, 'Mereka meninggalkan Madinah atas keadaannya yang terbaik. Ia tidak didatangi selain oleh pencari rezeki (yang beliau maksudkan adalah binatang buas dan burung). Akhir orang yang dikumpulkan adalah dua orang penggembala dari (kabilah) Muzainah, yang mau ke Madinah. Keduanya berteriak memanggil-manggil kambingnya. Kemudian mereka mendapatinya telah menjadi binatang liar. Sehingga, setelah keduanya sampai di Tsaniyatul Wada', mereka tersungkur pada kedua wajahnya.'"
905. Sufyan bin Abu Zuhair r.a. berkata, "Saya mendengar Rasulullah bersabda, 'Yaman itu akan ditaklukkan. Maka, datanglah satu kaum yang menggiring binatangnya. Mereka membawa keluarganya dan orang-orang yang menaatinya, sedang Madinah itu lebih baik bagi mereka. Seandainya mereka mengetahui Syam itu akan ditaklukkan, maka akan datang padanya suatu kaum dengan menggiring binatang ternaknya dan membawa keluarganya dan orang-orang yang menaatinya. Padahal, Madinah itu lebih baik bagi mereka, jika mereka mengetahuinya. Irak akan ditaklukkan, maka datanglah suatu kaum yang menggiring binatangnya. Lalu, mereka membawa keluarganya dan orang-orang yang menaatinya. Padahal, Madinah itu lebih baik bagi mereka, jika mereka mengetahuinya."
Bab 6: Iman Itu Akan Berhimpun ke Madinah
906. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya iman itu berkumpul ke Madinah sebagaimana ular berkumpul di lubangnya."
Bab 7: Dosa Orang yang Bermaksud Berbuat Buruk terhadap Para Penghuni Kota Madinah
907. Sa'ad r.a. berkata, "Saya mendengar Nabi bersabda, 'Tidaklah seseorang membuat tipu daya terhadap penghuni Madinah melainkan ia akan hancur sebagaimana hancurnya garam dalam air.'"
Bab 8: Benteng-Benteng Kota Madinah
908. Usamah r.a. berkata, "Nabi naik ke salah satu benteng Madinah lalu beliau bersabda, 'Apakah kalian melihat apa yang aku lihat? (Mereka menjawab, 'Tidak.' Beliau bersabda 8/89) 'Sesungguhnya aku melihat tempat-tempat terjadinya fitnah di sela-sela rumah-rumah kamu seperti tempat tempat jatuhnya tetesan air hujan.'"
Bab 9: Dajal Tidak Bisa Memasuki Kota Madinah
909. Abu Bakrah mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda, "Tidaklah masuk kota Madinah ketakutan terhadap Masih ad-Dajal, (dan 8/102) pada hari itu Madinah mempunyai tujuh buah pintu gerbang, di atas setiap pintu ada dua malaikat."
910. Abu Hurairah r.a. berkata, "Rasulullah bersabda, 'Pada pintu-pintu kota Madinah ada malaikat yang menyebabkan tha'un 'wabah' dan Dajal tidak memasukinya.'"
911. Anas bin Malik r.a. mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, "Tidak ada suatu negeri kecuali akan dimasuki oleh Dajal selain kota Mekah dan Madinah yang setiap pintu gerbangnya ada malaikat-malaikat yang berbaris menjaganya, (maka Dajal dan wabah tha'un tidak akan dapat mendekatinya insya Allah 8/103), (dan dalam satu riwayat: Dajal datang sehingga turun di sudut kota Madinah 8/102). Kemudian Madinah menggoncang penghuninya tiga kali. Sehingga, Allah mengeluarkan seluruh orang kafir dan munafik."
912. Abu Sa'id al Khudri r.a. berkata, "Rasulullah menceritakan kepada kami sebuah cerita panjang tentang Dajal. Beliau menceritakan Dajal itu kepada kami dengan bersabda, 'Dajal itu akan datang dan ia diharamkan masuk pintu Madinah. Lalu, ia singgah di sebagian kota Madinah yang gersang (dalam satu riwayat: di dekat Madinah). Pada saat itu keluarlah seorang laki-laki yang merupakan sebaik-baik manusia atau dari golongan manusia yang terbaik. Ia berkata, 'Saya bersaksi bahwa kamu adalah Dajal yang Rasulullah telah menceritakan kepada kami tentang kamu.' Lalu Dajal berkata, 'Bagaimana pendapatmu, jika aku matikan orang ini kemudian aku hidupkan lagi, apakah kamu masih meragukan terhadap persoalan itu?' Mereka menjawab, 'Tidak.' Kemudian ia menghidupkan lalu mematikannya. Ketika menghidupkannya, ia berkata, 'Demi Allah, saya tidak pernah dapat melihat engkau yang lebih jelas daripada yang aku lihat hari ini.' Lalu, Dajal berkata, 'Saya bunuh dia.' (Dalam satu riwayat: Lalu Dajal hendak membunuhnya). Namun, ia tidak diberi kekuasaan terhadapnya."
Bab 10: Madinah Itu Dapat Melenyapkan Apa-Apa yang Buruk
913. Zaid bin Tsabit r.a. berkata, "Ketika Nabi pergi ke Uhud, sebagian orang dari sahabat beliau kembali pulang (dan para sahabat Nabi pada waktu itu terbagi menjadi dua kelompok 5/31). Lalu yang satu golongan berkata, 'Kita bunuh mereka.' Golongan yang lain berkata, 'Tidak, jangan bunuh mereka!' Maka, turunlah ayat 88 surah an-Nisaa', 'Maka, mengapa kamu terpecah menjadi dua golongan dalam menghadapi orang-orang munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka kepada kekafiran disebabkan usaha mereka sendiri?' Nabi bersabda, 'Sesungguhnya kota Madinah itu adalah (negeri yang bagus 5/181), ia mengeluarkan orang-orang (dalam satu riwayat: dosa-dosa, dan dalam riwayat lain: kotoran yakni manusia-manusia kotor),[1]sebagaimana halnya api membersihkan karat besi (dalam satu riwayat: karat perak)."
Bab 11: Ketidaksenangan Nabi Jika Madinah Dikosongkan
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Anas yang tertera pada nomor 360 di muka.")
Bab 12: Raudhah (Taman)
914. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda, "Di antara rumahku[2] dengan mimbarku terletak sebuah raudhah (taman) dari taman-taman surga. Mimbarku itu ada di atas telagaku."
915. Aisyah r.a. berkata, "Ketika Rasulullah tiba di Madinah, Abu Bakar dan Bilal jatuh sakit. (Lalu saya menemui keduanya, saya berkata, 'Duhai Ayahanda, bagaimana keadaanmu? Wahai Bilal, bagaimana keadaanmu?' 7/5). Abu Bakar apabila terserang demam ia mengucapkan:
'Setiap orang berpagi-pagi di kalangan keluarganya.
Sedang kematian lebih dekat daripada sepasang sandalnya'
Dan Bilal, apabila demamnya telah hilang, ia menarik suara dengan perkataannya:
'Ketauhilah, merinding bulu romaku
Apakah nanti malam aku masih bermalam
Di sebuah lembah
Sedang di sekitarku ada pohon idzkhir dan pohon jalil?
Apakah pada suatu hari aku akan sampai ke perairan Majannah
Apakah akan tampak bagiku (bukit) Syamah dan Thafil?'Ia berkata, 'Ya Allah, laknatilah Syaibah bin Rabi'ah, Utbah bin Rabi'ah, dan Umayyah bin Khalaf sebagaimana mereka telah mengusir kami dari tanah kami ke tanah waba 'wabah'.' Lalu aku datang kepada Rasulullah menginformasikan hal itu. (4/246) Beliau berdoa, 'Ya Allah, jadikanlah kami cinta kepada Madinah seperti cinta kami terhadap Mekah atau bahkan melebihinya. Ya Allah, berkahilah di dalam (takaran) sha' kami dan mud kami, sehatkanlah Madinah kepada kami, dan pindahkanlah panasnya ke Juhfah.'" Aisyah berkata, "Kami datang ke Madinah yang waktu itu merupakan bumi Allah yang paling banyak wabahnya." Ia berkata, "Buth-han waktu itu mengalirkan air." Ia maksudkan air yang telah berubah warna dan baunya.
Apakah akan tampak bagiku (bukit) Syamah dan Thafil?'Ia berkata, 'Ya Allah, laknatilah Syaibah bin Rabi'ah, Utbah bin Rabi'ah, dan Umayyah bin Khalaf sebagaimana mereka telah mengusir kami dari tanah kami ke tanah waba 'wabah'.' Lalu aku datang kepada Rasulullah menginformasikan hal itu. (4/246) Beliau berdoa, 'Ya Allah, jadikanlah kami cinta kepada Madinah seperti cinta kami terhadap Mekah atau bahkan melebihinya. Ya Allah, berkahilah di dalam (takaran) sha' kami dan mud kami, sehatkanlah Madinah kepada kami, dan pindahkanlah panasnya ke Juhfah.'" Aisyah berkata, "Kami datang ke Madinah yang waktu itu merupakan bumi Allah yang paling banyak wabahnya." Ia berkata, "Buth-han waktu itu mengalirkan air." Ia maksudkan air yang telah berubah warna dan baunya.
916. Umar r.a. berdoa, "Ya Allah, karuniakanlah aku suatu anugerah, yaitu mati syahid di jalan-Mu (yakni dalam membela agama Mu), dan jadikanlah kematianku di negeri Rasul-Mu."
selain itu...................
Maksudnya:
"Sesungguhnya Ibrahim telah mengharamkan Mekah dan berdoa untuknya dan aku mengharamkan Madinah sepertimana Ibrahim mengharamkan Mekah dan aku berdoa untuk (keberkatan) cupak dan gantangnya sepertimana Ibrahim as berdoa untuk Mekah."
Menurut riwayat yang lain : "Ya Allah, jadikanlah berkat Madinah dua kali ganda daripada berkat yang Engkau jadikan bagi Mekah." (Hadis Bukhari No.2129,1885.Sahih Muslim No.1360,1369)
Hukum Haram Madinah
Menurut Jumhur ulama' (Imam Maliki,Syafie dan Ahmad) haram menangkap binatang perburuan dan memotong pokok-pokok yang tumbuh di Madinah . Ini berdasarkan hadis :
Maksudnya : "...dan aku mengharamkan Madinah di antara dua tanah hitamnya , jangan dipotong pokoknya dan jangan ditangkap bintang perburuannya." (Hadis Muslim No.1362)
Sesiapa yang melakukannya hendaklah meminta ampun dan bersitighfar bertaubat kepada Allah dan tidak dikenakan sebarang denda ke atas mereka.
Namun menurut pendapat Ibnu Abi Zi'b,Ibnu Abi Laila dan Ibnu Al-Munzir; dikenakan denda ke atas mereka seperti denda membunuh perburuan atau memotong pokok di tanah haram Mekkah.
Pendapat qadim (lama) Imam Syafie dan satu riwayat dari Imam Ahmad pula hukuman ke atas mereka yang melakukannya ialah salab: diambil semua barang yang ada bersamanya kecuali pakaian yang menutupi auratnya sahaja. (Imam Nawawi,Syarah Sahih Muslim 9/134-139 Al Hafiz Ibnu Hajar)
2- Amaran atau Ancaman Melakukan Kezaliman atau Maksiat di Madinah.
Maksudnya: "Madinah adalah tanah haram , letaknya di antara Bukit E'ir dan Bukit Thur, sesiapa yang melakukan kezaliman (maksiat) di dalamnya, maka ke atasnya laknat Allah ,Malaikat dan manusia seluruhnya dan semua amalan baiknya samada yang wajib atau sunat tidak diterima oleh Allah daripada pada hari kiamat" (Sahih Al-Bukhari No.6755,1870,Sahih Muslim No.1370) .
3- Kelebihan Bersabar Menanggung Kesusahan Yang Dihadapi Di Madinah .
Maksudnya : "Mana-mana individu umatku yang bersabar menanggung kesusahan dan kepayahan di Madinah aku akan memberi syafaat kepadanya pada hari Kiamat atau aku menjadi saksi kepadanya".(Sahih Muslim No.1378)
4- Kelebihan Mati Di Madinah
Maksudnya : "Sesiapa yang mampu untuk mati di Madinah hendaklah dilakukannya , sesungguhnya aku akan memberi syafaat kepada mereka yang mati di Madinah ." (Dr.Ar-Rifa'i ,Al-Ahadith Al-Waridah Fi Fadhail madinah ms.264)
Mafhum hadis ini, sesiapa yang boleh tinggal di Madinah sampai mati janganlah keluar darinya, demikianlah juga kalau boleh berdoa biar Allah matikan di Madinah seperti doa Saidina Umar bin Al-Khattab ra. :
"Ya Allah rezekikan daku agar mati syahid di jalan Engkau dan jadikan kematianku di negeri rasul Engkau saw.
5- Kelebihan Belajar Di Masjid Nabawi .
Maksudnya : "Sesiapa yang memasuki masjid kami untuk mempelajari satu kebaikan atau mengajarnya adalah umpama mujahid di jalan Allah , dan sesiapa yang masuk dengan tujuan lain adalah umpama orang yang melihat kecantikan barang orang lain."
(Fadhail Madinah ms 510,Al-Albani , Sahih Al-Jami' As-Soghir No.6184, ahih Sunan Ibnu Majah No.184)
6- Madinah Terpelihara Daripada Ancaman Dajjal dan Wabak Taun ;
Maksudnya : "Di setiap pintu Madinah terdapat malaikat yang mengawasi wabak taun dan dajjal daripada menyerang Madinah."(Sahih Al-Bukhari No.1890)
7- Madinah Sebagai Tapak Iman .
Maksudnya :"Sesungguhnya iman akan kembali ke Madinah sebagaiman ular kembali ke lubangnya."(Sahih Al-Bukhari No.1876,Sahih Muslim No.147)
8- Kelebihan Bersolat Di Masjid Nabawi.
Maksudnya : "Pahala sembahyang di Masjid ini adalah seribu kali lebih baik daripada sembahyang di lain-lain masjid kecuali di masjid Masjidil Haram.(Sahih Al-Bukhari No.1190,Sahih Muslim No.1394)
Juhmur Ulama berpendapat : "Semua bangunan tambahan selepas zaman Rasullulah saw adalah termasuk dalam "Masjidku". Ini bermakna sesiapa yang bersolat di mana-mana bahagian tersebut tetap akan mendapat ganjaran seribu kali ganda."
9- Kelebihan Bersolat 40 Solat Di Masjid Nabawi
Makudnya : "Sesiapa bersolat 40 waktu solat (mengerjakan solat 5 waktu berjemaah selam 8 hari berturut-turut) di masjidku secara berterusan tanpa meninggalkan satu solat pun , maka ditulis untuknya keselamatan daripada api neraka , keselamatan daripada azabnya dan terlepas daripada bahaya nifaq."
Hadis ini dipertikaikan kesahihnya kerana salah seorang daripada perawinya "Nubait bin Umar" dianggap dhaif (lemah) .
Walaupun begitu , perlu diingatkan kepada sesiapa yang berkesempatan , hendaklah mengerjakan solat di majid Nabawi dengan sebanyak mungkin , kerana sebagaimana yang telah disebutkan bahawa satu solat di Masjid Nabawi adalah lebih baik daripada seribu solat di masjid-masjid lain kecuali Masjidil Haram. Solat di Masjidil Haram Mekah menyamai seratus ribu (100,000) solat.
Syeikh 'Atiyyah ra berkata : Hadis yang menggalakkan bersolat 40 waktu solat di Masjid Nabawi mungkin untuk membiasakan diri dengan solat berjemaah dan beramal soleh yang akan menjadikan dirinya sentiasa terikat dengan masjid. Lebih-lebih lagi jemaah yang datang jauh , semoga selepas pulang ke tempat asal akan istiqamah dengan ibadat solat berjemaah ini. Sekiranya setelah mendapat latihan ini tapi kembali seperti sebelumnya , tidak menunaikan solat dengan baik atau tidak berjemaah maka ini adalah satu kerugian yang besar . (Tafsir (tatimmah) Adwa' Al-Bayan 8/574) .
Sehubungan dengan ini Imam Abu Isa At-Tirmizi meriwayatkan hadis dari Anas ra.
Maksudnya : "Sesiapa mengerjakan solat berjemaah selama 40 hari dengan sempat bertakbir pertama (takbiratul Ihram), maka ditulis untuknya dua kelepasan; keselamatan daripada api neraka dan terlepas daripada bahaya nifaq ." (Sunan At-Tirmizi 2/7 No.241,Sahih Sunan At-Tirmizi No.200)
Dan banyak lagi hadis lain yang menceritakan tentang kelebihan Madinah. Untuk penjelasan yang lebih tentang kelebihan Madinah , pembaca di sarankan untuk merujuk kitab Al-Hadis Al Ardahatu Fi Fadilal Madinah .
Sumber :
Buku "Kelebihan Kota Suci Madinah"
Halaman 4-11
No comments:
Post a Comment