Sunday, 11 August 2013

Umrah 2011 - Part 2 : Mekah, Arab Saudi


Sesampai di Mekah (hampir pukul 1 pagi ) semua ahli  rombongan terus mengerjakan umrah. Keesokkannya aturcara bebas untuk para jemaah mengisi masa lapang  dengan memperbanyakkan ibadat di Masjidil Haram.

Jemaah berkumpul di lobi hotel  dan menaiki bas  untuk ziarah di sekitar Kota Makkah seperti Jabal Thur, Padang Arafah, Mudzalifah, Mina, Jabal Nur dan akhir sekali ke Jaaranah sebelum kembali semula ke Makkah. Jemaah boleh berniat umrah, sekiranya ingin mengerjakan umrah.

Jemaah check out dan mengerjakan Tawaf selamat tinggal. Kemudian terus ke bandar Jeddah singgah di Masjid Terapung (Masjid Ar-Rahman). Makan tengahari. Kemudian bergerak ke lapangan terbang untuk penerbangan pulang.

Alhamdullilah saya sempat berulang alik ke Masjid diTanaem sebanyak 2 kali untuk berniat umrah.(pintu masuk ke Mekah)

Dan juga saat yang paling manis dapat  meraikan hari ulangtahun kelahiran  saya di Restoran Nasi Arab di Aziziyah, Mekah bersama-sama kawan-kawan yang baru saya kenali.





















Firman Allah Ta’ala yang bermaksud:
 “Allah telah menjadikan Kaabah, rumah suci itu sebagai pusat bagi manusia.” 
(Surah Maa’idah: 97)










































































MENYAMBUT HARI JADI  DI RESTORAN NASI ARAB 
DI AZZIZIYAH








ALHAMDULLILAH .............THANK YOU ALLAH .........LOVE ALLAH




Dikongsikan bersama ..............
Sumber Makalahku - keutamaan Mekah

Dari Abu Dzar radhiyallahuanhu, berkata : saya bertanya : “Wahai Rasulullah masjid mana yang pertama kali dibangun ?” Beliau menjawab : “Masjidil Haram”. Saya bertanya lagi : “Lalu setelah itu ?” Beliau menjawab : “Masjidil Aqsa”. Saya tanyakan lagi : “Berapa lama antara keduanya ?” Beliaupun menjawab : “Empat puluh tahun, dan dimana saja kalian mendapati waktu shalat, shalatlah ditempat itu, karena ada keutamaannya dalam menunaikan shalat (jika telah tiba waktunya)

Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam   : “Tidak ada keutamaan bepergian (kesuatu masjid) kecuali bepergian mengunjungi tiga masjid, (yaitu) masjidku ini (masjid Nabawwi di Madinah), Majidil Haram (Makkah), dan Masjidil Aqsha (Palestina).Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahuanhu , ia berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Shalat di masjidku ini lebih utama[7] seribu shalat dari shalat di masjid selainnya, kecuali masjidil haram, dan shalat di masjidil haram lebih utama seratus ribu kali dari shalat di masjid selainnya.”
Dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhu, ia berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda kepada negeri Makkah : “Alangkah baiknya engkau dari negeri yang ada, dan engkau adalah negeri yang paling aku cintai, kalau bukan lantaran kaumku mengusirku darimu, aku tidak akan tinggal di negeri selainmu
Dari Abdullah bin Adi bin Hamra radhiyallahuanhu , ia berkata : saya melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   berdiri di Hazwarah (salah satu daerah di Makkah), lalu beliau bersabda : demi Allah, sesungguhnya engkau sebaik-baik bumi Allah, dan negeri Allah yang paling dicintai Allah, kalau bukan lantaran aku dikeluarkan darimu, niscaya aku tidak keluar.”
Dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhuma, bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Manusia yang paling dibenci Allah ada tiga ; seorang yang melakukan kemaksiatan/dosa-dosa besar yang tinggal di Makkah, seorang yang menginginkan ajaran jahiliyah dalam agama Islam, dan seorang yang sangat berkeinginan membunuh (orang lain) tanpa dasar yang benar (dari agama) agar dapat menumpahkan darahnya.”
Dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhuma ia berkata : Nabi shallallahu alaihi wasallam    bersabda di hari penaklukkan kota Makkah : “Tidak ada hijrah lagi, akan tetapi yang ada adalah jihad dan niat, jika kalian diperintah (ulil amri) pergi berjihad maka berangkatlah, sesungguhnya negeri ini Allah telah mengharamkannya pada hari Dia menciptakan langit dan bumi, maka sejak itu haram dengan keharaman Allah hingga hari kiamat, sesungguhnya tidak diperbolehkan berperang di dalamnya kepada seorangpun sebelumku, dan juga tidak dihalalkan bagiku kecuali sesaat di siang hari, maka sejak itu (negeri Makkah) haram dengan keharaman Allah hingga hari kiamat, duri-durinya tidak boleh dipatahkan, binatang buruannya tidak boleh di usir (diganggu), barang yang jatuh di Makkah tidak boleh diambil, kecuali untuk mencari (pemiliknya), tumbuh-tumbuhannya tidak boleh ditebang”.
Ibnu Abbas bertanya : Wahai Rasulullah, kecuali tumbuhan al-idhir (sejenis tumbuhan-tumbuhan yang harum baunya)? Sesungguhnya tumbuhan itu digunakan oleh tukang besi atau tukang emas/perak mereka, dan digunakan untuk rumah-rumah mereka?
Beliau bersabda : “Kecuali al-idhir”.
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahuanhu, ia berkata : saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Tidak diperbolehkan bagi kalian membawa senjata  di Makkah”.
Dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu, dari Nabi shallallahu alaihiwasallam, beliau bersabda : “Tidak ada satu negeripun melainkan akan di singgahi oleh Dajjal kecuali Makkah dan Madinah, tidak ada satupun pintu masuknya melainkan ada Malaikat yang berbaris menjaganya, lalu terjadilah gempa di Madinah tiga kali menggoncangkan penduduknya, kemudian Allah mengeluarkan setiap orang yang kafir dan munafik (darinya)”.
Dari al-Harits bin Malik bin al-Barsha-i, ia berkata : saya mendengar Rasulullah shallahualaihiwasallam pada hari penaklukkan kota Makkah bersabda : “Negeri Makkah ini tidak akan diserang sesudah hari ini hingga hari kiamat”.
Dari al-Miswari bin Makhramah dan Marwan, keduanya berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam  keluar di saat perjanjian al-Hudaibiyyah hingga tatkala kaum muslimin sampai di sebuah jalan, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam    bersabda : “Sesungguhnya Khalid bin Walid berada di al-Ghamim bersama pasukan pengintainya, maka ambillah jalan ke kanan.”
Demi Allah, Khalid bin Walid tidak mengetahui posisi kaum muslimin, hingga ia dikejutkan dengan debu-debu hitam pasukan kaum muslimin, ia pun lari kembali (ke Makkah) memperingatkan kaum Quraisy, dan Nabi shallallahu alaihi wasallam   meneruskan perjalanan hingga beliau tiba di ats-Tsaniyyah tempat beliau turun, kendaraan beliau menderum/berhenti. Lalu para sahabat mengucapkan ucapan supaya kendaraan beliau berjalan :  Qal, Qal, namun unta itu tetap berhenti. Kemudian mereka berujar : al-Qaswa  tidak mau melanjutkan perjalanan. Lalu Nabi shallallahu alaihiwasallam bersabda : “Bukannya tidak mau melanjutkan perjalanan, bukan kebiasaan unta ini (tidak mau berjalan), akan tetapi Allah menahannya memasuki kota Makkah, sebagaimana tentara bergajah tertahan memasuki kota Makkah"
Kemudian beliau shallallahu alaihiwasallam melanjutkan ucapannya : “Demi Allah, yang jiwaku berada ditangan-Nya, tidaklah Quraisy meminta kepadaku agar aku mengagungkan hurumatillah pasti akan aku penuhi”. Lalu beliau menghardik unta itu dan berdirilah binatang itu.
Dari Ayyas bin Abi Rabi’ah, ia berkata : saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Senantiasa umat ini akan baik selama mereka mengagungkan sebenar-benar pengagungan terhadap keharaman (negeri Makkah ini), jika mereka meninggalkan (pengagungan) dan menyia-nyiakannya pasti mereka binasa”]Dari Abdullah bin Zaid bin Ashim, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam    bersabda : “Sesungguhnya Ibrahim telah mengharamkan kota Makkah dan mendoakan kebaikan penduduknya, sedangkan aku mengharamkan kota Madinah sebagaimana Ibrahim mengharamkan kota Makkah, dan aku mendoakan kebaikan pada timbangan/takarannya seperti doa kebaikan Ibrahim bagi penduduk Makkah”.
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahuanhuma, ia berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Nikmatilah rumah Allah ini (Ka’bah), sungguh Ka’bah ini pernah dihancurkan dua kali,, dan pada kali ketiganya di angkat
Dari Abi Ayyub al-Anshari radhiyallahuanhu , ia berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Jika kalian  buang air di kamar mandi, janganlah menghadap ke-arah kiblat, jangan pula membelakanginya, namun hendaklah kalian menghadap ke-arah timur atau barat
Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu, ia berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Barangsiapa tidak menghadap ke-arah kiblat dan tidak pula membelakanginya di waktu buang air, dituliskan baginya kebaikan, dan kesalahannya dihapus”.
Dari Hudzaifah bin al-Yaman, ia berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Barangsiapa meludah ke-arah Kiblat, maka pada hari kiamat ludahnya berada di antara kedua matanya.”
Al-Imam Nawawi berpendapat larangan meludah ke-arah kiblat itu adalah di setiap keadaan, baik ketika shalat maupun di luar shalat, baik itu di masjid maupun di luarnya.
Dari Usamah bin Zaid, ia berkata : “Saya pernah bersama Rasulullah shallahu alaihi wasallammemasuki Ka’bah, lalu beliau duduk dan memuji serta menyanjung Allah, lalu bertakbir dan bertahlil, kemudian beliau melangkah kedepan bagian Ka’bah dan meletakkan dadanya, pipinya dan dua tangannya (pada Ka’bah), lalu beliau keluar dan menghadap ke-arah kiblat sedang waktu itu beliau berada di pintu, lalu beliau bersabda : Ini adalah kiblat, ini adalah kiblat.”
Dari Jubair bin Muth’im bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Wahai Bani Abdi Manaf, janganlah kalian melarang seoranpun yang akan thawaf (mengelilingi tujuh kali) sekitar Ka’bah, dan seorang yang akan menunaikan shalat pada waktu malam atau siang.”
Dari Ibnu Ubaid bin Umair dari ayahnya : Bahwasanya Ibnu Umar berdesak-desakkan untuk mencapai dua rukun (Hajar Aswad dan Rukun Yamani), lalu aku bertanya : “Wahai Abu Abdirrahman (Ibnu Umar), engkau berdesak-desakkan saat penuh sesak agar dapat mencapai dua rukun, satu sikap yang tidak pernah seorangpun dari kalangan sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam   melakukannya ? kemudian ia menjawab : “jika aku melakukan hal ini aku tidak akan sakit, karena aku mendengar Rasulullahshallahualaihiwasallam  bersabda : “Sesungguhnya menyentuh keduanya akan menghapuskan dosa-dosa.”
Dan saya mendengar Nabi shallahualaihiwasallam bersabda : “Barangsiapa thawaf di Ka’bah tujuh kali dan menyempurnakannya (tidak lebih atau kurang), maka pahalanya adalah seperti membebaskan budak.”
Dan saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Tidakklah seseorang yang tawaf meletakkan salah satu kakinya, dan melangkahkan yang lainnya melainkan Allah akan hapus kesalahannya dengannya, dan dituliskan baginya kebaikan"
Dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhuma, bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Thawaf mengelilingi Ka’bah seperti shalat, hanya saja kalian (boleh) berbicara dalam thawaf, barangsiapa berkata tatkala thawaf hendaknya mengucapkan ucapan yang baik
Dari Abdullah bin Ubaid bin Umair bahwasanya seorang lelaki berkata : “Wahai Abu Abdurrahman (yaitu Ibnu Umar) aku tidak melihatmu menyentuh sesuatu kecuali dua rukun  ini”. Ibnu Umar menjawab : saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Sesungguhnya mengusap keduanya akan menghapuskan dosa.”
Dan aku mendengar beliau shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Barangsiapa thawaf tujuh kali mengelilingi Ka’bah akan mendapatkan pahala seperti pahala membebaskan budak
Dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhuma ia berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Hajar aswad turun dari surga, warnanya lebih putih dari warna susu , lalu dosa-dosa manusia menjadikannya berwarna hitam.”
Dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhuma berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Akan datang hajar aswad pada hari kiamat mempunyai dua mata ia akan melihat dengannya, mempunyai lisan dengannya ia akan berbicara bersaksi terhadap orang-orang yang memegangnya dengan benar.”
Dari az-Zubair bin Arabi, ia berkata : seseorang bertanya kepada Ibnu Umar radhiyallahuanhumatentang memegang hajar aswad, lalu ia menjawab : saya melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   memegang dan menciumnya. Az-zubair melanjutkan kisahnya, aku bertanya : Apa pendapatmu jika aku berdesak-desakkan dan tidak mampu menyentuhnya ? Ibnu Umar menjawab : Buanglah pendapatmu di negeri Yaman? saya melihat Rasulullah shallallahu alaihiwasallammemegangnya dan menciumnya.”
Dari Nafi’, ia berkata : Saya melihat Ibnu Umar memegang hajar aswad dengan tangannya, lalu mencium tangannya, lalu berujar : Aku tidak meninggalkan amalan ini sejak aku melihat Rasulullahshallallahu alaihi wasallam   melakukannya.”
Dari Suwaid bin Ghafalah, ia berkata : saya melihat Umar mencium hajar aswad dan ia senantiasa melakukannya, dan berujar : saya melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   menekuni hal ini
Dari Aisyah radhiyallahuanha, ia berkata : dahulu aku suka masuk ke-Ka’bah dan shalat di dalamnya, kemudian Nabi shallallahu alaihi wasallam   memegang tanganku dan membawaku ke-Hijir , dan berujar : Shalatlah di Hijir jika engkau ingin masuk Ka’bah, karena hijir ini adalah bagian dari Ka’bah, sesungguhnya kaummu memendekkan bangunan ketika membangun Ka’bah[72], dan mengeluarkannya dari Ka’bah.”[73]
Dari Ja’far bin Abdillah, ia berkata : “Saya melihat Muhammad bin Abbad bin Ja’far mencium hajar aswad dan bersujud menghadap padanya, lalu ia berkata : saya melihat pamanmu Ibnu Abbas mencium dan bersujud menghadap padanya, dan Ibnu Abbas berkata : saya melihat Umar bin Khattab mencium dan bersujud menghadap padanya, lalu berkata : saya melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   melakukan hal ini, maka akupun melakukannya.”[74]
Ibnul Munzir berkata : “Para ulama bersepakat bahwa bersujud menghadap ke-arah hajar aswad diperbolehkan.”
Dari Jabir bin Abdillah bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam   berlari-lari kecil thawaf tiga kali dari hajar aswad kembali ke-hajar aswad, dan shalat dua rakaat, lalu kembali lagi ke-hajar aswad, setelah itu menuju ke-sumur zamzam dan meminumnya lalu menuangkannya diatas kepalanya, kemudian beliau kembali dan memegang rukun (Hajar Aswad), lalu kembali ke-Sofaa, dan berujar : mulailah dari ajaran yang Allah perintahkan memulainya.”
Dari Abdullah bin Amru radhiyallahuanhuma, ia berkata : saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Sesungguhnya rukun (hajar aswad), dan Maqam (Ibrahim) adalah dua buah jenis Yaqut dari jenis Yaqut yang berada di Surga, Allah menghapus sinar keduanya, kalau tidak dihapus cahayanya tetulah keduanya akan menyinari antara timur dan barat.”
Dari Abu Dzar radhiyallahuanhu ia bercerita bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam  bersabda : atap rumahku terbuka sedang waktu itu aku di Makkah, lalu turunlah Jibril alaihissalam, kemudian ia membelah dadaku, kemudian mencucinya dengan air zamzam, lalu ia mengambil baskom yang terbuat dari emas penuh dengan hikmah dan iman, lalu ia menuangkannya dalam dadaku, setelah itu ia menutup kembali dadaku, kemudian ia memegang tanganku dan naik bersamaku ke-langit dunia …..”
Dari Abu Dzar radhiyallahuanhu – dalam kisahnya tatkala memeluk Islam – ia berkata : Rasulullahshallallahu alaihi wasallam   berkata kepadaku : Kapan kamu di sini? Abu Dzar menjawab : saya berada di sini sejak tiga puluh hari yang lalu. Nabi shallallahu alaihi wasallam   bertanya lagi : siapa yang memberimu makan? Abu Dzar menjawab : Aku tidak mempunyai makanan kecuali hanya minum air zamzam, maka aku menjadi gemuk sampai-sampai perutku buncit (karena banyaknya lemak dan ada lipatan-lipatannya), dan aku tidak merasakan rasa lapar dan lemah. Rasulullah menjawab : Sesungguhnya air zam-zam itu berbarakah, sesungguhnya ia adalah makanan yang penuh gizi.”
Dari Aisyah radhiyallahuanha : “Bahwasanya ia membawa air zamzam dan ia mengabarkan bahwasanya Rasulullah dahulu membawanya.”
Dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhuma ia berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Sebaik-baik air di muka bumi adalah air zamzam, air itu mengenyangkan peminumnya sebagaimana makanan mengenyangkan orang yang makan, dan terdapat obat dari penyakit.”
Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu ia berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Barangsiapa menunaikan haji dan tidak melakukan perbuatan rofats, dan tidak berbuat fasik, maka ia kembali seperti hari tatkala ia dilahirkan ibunya
 Dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda : Iringilah antara haji dan umrah, sesungguhnya keduanya akan menghilangkan kefakiran dan dosa, sebagaimana alat peniup api (tukang besi) menghilangkan kerak besi, emas dan perak, dan tidak ada balasan bagi haji yang mabrur kecuali surga.”Dari Ibnu Umar radhiyallahuanhu dari Nabi shallallahu alaihiwasallam , beliau bersabda : “Seorang yang berperang di jalan Allah, dan seorang yang menunaikan haji dan umrah adalah utusan Allah, Allah memanggil mereka dan mereka mendatanginya, dan mereka meminta kepada Allah, lalu Allah memberikan kepada mereka.”
Dari Ibnu Umar radhiyallahuanhuma dari Nabi shallallahu alaihiwasallam , beliau bersabda : “Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing, dan akan kembali dalam keadaan asing sebagaimana datang awal kali, dan Islam akan berkumpul diantara dua masjid (masjidil haram dan Masjid Nabawi) sebagaimana ular berkumpul di lubangnya.”




No comments:

Post a Comment